Ibu tak pernah bilang kalau Bapak merindukan 'ku, Ibu bilang bahwa Bapak hanya menanyakan bagaimana kabarku. 'Alhamdulillah baik-baik saja, Bu.' jawabku di telepon seluler. 'Ku pikir itu hal biasa. Sama halnya Ibu sering menanyakan kabarku. Tak ada tanda-tanda bahwa Bapak merindukanku.
Aku tak tahu bagaimana perasaan Bapak sebenarnya. Yang aku tahu tentang Bapak bahwa ia manusia paling kuat, dalam segala hal.
Bapak tak pernah bilang "aku merindukanmu, Nak," tak pernah, sekali pun, tak pernah. Jika ada manusia paling kuat di dunia ini--dalam hal rindu--aku berani mengatakan Bapak paling kuat. Tak ada yang lain.
Ibu?
Ibu tak kuat dalam satu hal. Ibu terus terang bahwa ia merindukanku ketika aku jauh dalam penglihatannya. Bahkan Ibu menangis. Ia tak mampu menahan kerinduan pada anaknya.
Sampai kini aku tak mampu menafsirkan perasaan Bapak: Apakah ia merindukanku? Atau ia pura-pura kuat saja?
Ah, aku ingin tahu isi hati Bapak. Agar tahu bagaimana perasaannya. Diam-diam pada long-long malam aku berdoa pada Tuhan meminta dibukakan tabir hati Bapak. Tiba-tiba aku terlelap tidur dan Bapak hadir dalam mimpi: Ia memelukku, erat sekali.
25, Februari Jember.
0 Komentar:
Posting Komentar