Ramadhan kali pertama ini tak seperti tahun biasanya. Wajah dihadapkan pada kamera dan waktu menyerah pada momen, dan "Klik", selfie menghasilkan kenangan. Kebanyakan orang-orang menyukainya.
Saya tak mengatakan itu tabiat buruk, meskipun saya tak begitu hobbi, hanya sesekali mencoba menikmati selfie momen awal Ramadhan tahun ini.
Sejak dulu ketika lulus dari sekolah madrasah, saya masuk pesantran tak pernah menikmati buka bersama awal Ramadhan tiba. Akhir Ramadhan itu kami baru bisa buka puasa bersama keluarga. Pesantran telah mengajarkan saya untuk menahan apa itu rindu. Ternyata bukan hanya Dilan saja dapat mengemban rindu, saya pun juga, mungkin anda, juga kita.
Tak banyak lauk pauk istimewa diharapkan dimuka, cukup sayur-mayur dan tahu juga sambal menjadi luar biasa rasanya.
Pernah ingat Quote yang saya buat :
"Mensyukuri nikmat luar biasa itu hal yang bisa, tapi mensyukuri hal yang biasa-biasa itu baru luar biasa"
Begitulah cara sederhana awal Ramadhan kali pertama ini kami mengabadikan hal yang biasa, menjadi luar biasa, dengan sederhana : Selfie.
Saya tak mengatakan itu tabiat buruk, meskipun saya tak begitu hobbi, hanya sesekali mencoba menikmati selfie momen awal Ramadhan tahun ini.
Sejak dulu ketika lulus dari sekolah madrasah, saya masuk pesantran tak pernah menikmati buka bersama awal Ramadhan tiba. Akhir Ramadhan itu kami baru bisa buka puasa bersama keluarga. Pesantran telah mengajarkan saya untuk menahan apa itu rindu. Ternyata bukan hanya Dilan saja dapat mengemban rindu, saya pun juga, mungkin anda, juga kita.
Tak banyak lauk pauk istimewa diharapkan dimuka, cukup sayur-mayur dan tahu juga sambal menjadi luar biasa rasanya.
Pernah ingat Quote yang saya buat :
"Mensyukuri nikmat luar biasa itu hal yang bisa, tapi mensyukuri hal yang biasa-biasa itu baru luar biasa"
Begitulah cara sederhana awal Ramadhan kali pertama ini kami mengabadikan hal yang biasa, menjadi luar biasa, dengan sederhana : Selfie.
Marhaban Ya Ramadhan