Jumat, 03 April 2020 0 Komentar

Celoteh Rindu

Beri aku satu alasan untuk tidak mengatakan, "Aku merindukanmu..."

Pada sore itu, kami merayakan kegembiran bersama. Juga lelah bersama. Lapar bersama. Tersenyum bersama. Terbahak-bahak bersama. Segala luka dan duka tidak kami tutup, segalanya penuh ceria. Itulah makna bersama.

12 Januari 2017, adalah awal kami berjumpa. Kami berasal dari berbagai daerah; Jember, Makassar, Bojonegoro, Pati, Pontianak,  dan berbagai daerah lainnya. Kami punya satu impian: menghafal al-Qur'an. Kami tidak punya niat lain selain impian mulia itu. 

Jika anda bertanya kepada kami bagaimana menghafal al-Qur'an dalam satu tahun 30 Juz, maka jawaban sederhananya: memulai dari sekarang.Tidak ada cara atau trik lain selain mencoba memulai. Anda sepakat, bukan? Ya, minimal jika sudah punya niatan baik, entah itu menghafal al-Qur'an atau pun yang lain,  adalah bertindak dari sekarang. Lalu segera mengeksekusinya...

Di antara kami berbagai corak karakter saling melengkapi. Ambil saja, kita singgung yang dari Pontianak itu, Sie Brewok (bukan nama asli). Ia terlahir dari bangsa melayu. Ia pernah bercerita pada kami, bahwa orang melayu rerata tidak suka makanan recehan, semisal; tempe saja, tahu mulu, sayur terus, dan sebagainya. Sebab sejak ia lahir di dunia oleh keluarga serta lingkungannya selalu di cekoki makanan yang wah. Semisal ayam goreng, katanya. Atau telor paling engenes

"Tiap hari?" tanya kami. 

"Beetuu...l" katanya. Dengan wajah penuh dramatis!  

Kalau bagi saya pribadi, boro-boro makan ayam goreng. Bisa makan saja untung! Tapi bukan berarti saya tak suka dengan sikapnya, mungkin sudah kebiasaan dari sononya. Tentu kami paham sangat. 

Alkisah, masih cerita Sie Brewok, kami mendapati bagian jatah makanan yang super sederhana - untuk tidak mengatakan makanan jelek - perihal makanan kami dari pesantren bebas biaya, alias gratis selama satu tahun - ia nampak tak nafsu makan, gelisah, cemas dan berjibun-jibun rasa ia tolak. Singkat cerita, pada akhirnya ia memutuskan satu keputusan yang final; makan mie instan. Lagi.. dan lagi......

Sekawan santri lain tentu kasihan melihatnya dibuai cemas nan malas makan. Raut mukanya tampak terlihat lesuh... Pada Sie Brewok ini, kami punya satu kerinduan tak terlupakan; gila tak kala lapar, gila ketika kenyang! hahaha Ohya, tapi ia anti cewek, artinya bukan berarti ia Gay. Bukan! ia ketika bersama cewek lagi berlibur sukanya goda, tapi ketika cewek balas menggoda malah malu-malu-in. Betul ini! Seriuus! Tampang mukanya ngenak bak orang Arab, tapi ya gitu.... suka konyooool.

Celoteh seperti itu yang kami rindukan. Tentu tidak hanya itu... Mau tahu kisah selanjutnya? sabar dulu, Oke..sampai di sini sekian.


 
;