Senin, 24 Januari 2022

Yang Hidup, Pernah Ceria, Itu Cerita

Sumber: dok.pribadi

Hidup itu cerita

_ Abah Misbah

H+1 Senin, 24 Januari 2022

Sewaktu mendengar petuah Abah di atas saya teringat obsesi kali pertama saya belajar menulis—sesuai usia blog ini. Dan saya akan menulis cerita-cerita sewaktu PPL yang menurut saya cukup sederhana dan penting saya tulis. Akan saya tulis cerita–cerita menarik dan mengesankan yang terjadi selama PPL sebagai catatan residensi. Ya … moga-moga catatan ini abadi dalam imajinasi kawan-kawan PPL saya yang banyak mengajarkan tentang makna belajar bersama terjun di masyarakat.

“Dokumentasikan cerita kehidupan Anda dengan kata-kata agar tidak tenggelam dalam ingatan,” kata Aba malam itu.

“Ya,” saya setuju, 100%.

Entah apakah saya mampu dan konsintensi menulis catatan residensi ini—hingga PPL selesai dalam tenggat 30 hari dengan rutin menulis pada hari jam kuliah—akan saya usahakan semaksimal mungkin dan dengan ini saya menyatakan bahwa saya akan memulai catatan ini dengan niatan belajar—tiada niatan lain.

Selanjutnya akan saya rekam—dengan kata-kata—peristiwa seharian itu dan untuk pertama kalinya, saya akan memperkenalkan kawan-kawan PPL saya, selanjutnya, disusul dengan narasi lain, kekocakan kawanan kami, dan lain sebagainya. Dan moga-moga mereka berkenan membaca catatan ini.

Beberapa nama saya tulis dengan nama asli dan beberapa lainnya saya samarkan—seluruh nama, baik yang asli maupun samaran, saya minta atas persetujuan tokoh cerita. (Aih … macam cerpen saja)

***

Nama : Muhammad Khirly fajrul Hamdi

Prodi : Manajemen zakat dan Wakaf

Kampus : UIN KHAS Jember

Quote :

Cita-cita : Jadi DPR

___

Nama : Mufid

Prodi : Manajemen zakat dan Wakaf

Kampus : UIN KHAS Jember

Quote :

Cita-cita : cita-cita saya yang tidak dicita-citakan orang

___

Nama : Imam Syafi’i

Prodi : Manajemen zakat dan Wakaf

Kampus : UIN KHAS Jember

Quote : Jangan pernah hidup dalam kesepian

Cita-cita : Interprener

___

Nama : Penulis Blog ini

Prodi : Manajemen zakat dan Wakaf

Kampus : UIN KHAS Jember

Quote : Hidup untuk belajar

Cita-cita : Menjadi Manusia

­___

Nama : Muhammad Zaini

Prodi : Manajemen zakat dan Wakaf

Kampus : UIN KHAS Jember

Quote :  Saya tidak punya kata-kata

Cita-cita : Menjadi manusia paling manusia

___

Nama : Muhammad Ilham

Prodi : Ekonomi Syariah

Kampus : IAI Al-Qodiri

Quote :  Jangan menjadi orang bodoh yang tersesat dan menyesatkan

Cita-cita : -

___

Nama : Erlin Fitrianingsing

Prodi : Ekonomi Syariah

Kampus : IAI Al-Qodiri

Quote :  Jadilah yang terbaik dari yang lebih baik

Cita-cita : Pengusaha

___

Nama : Ira Alfiatunningsih

Prodi : Ekonomi Syariah

Kampus : IAI Al-Qodiri

Quote :  Jangan ragu untuk memulai

Cita-cita : Pengusaha cafe

___

Nama : Risqiana Fadhilatus Zaenab

Prodi : Ekonomi Syariah

Kampus : IAI Al-Qodiri

Quote :  Belajar, belajar, belajar

Cita-cita : Pemiliki salah satu restoran ternama di Indonesia

___

Nama : Pink

Prodi : Manajemen zakat dan Wakaf

Kampus : UIN KHAS Jember

Quote : Don’t juge everthing by cover. Tidak semua penilaian dari mata karena terkadang kebaikan dan ketulusan hanya dapat dirasakan dari hati

Cita-cita : Istri DPR

­___

Nama : Wilda Hayatun Nufus

Prodi : Manajemen zakat dan Wakaf

Kampus : UIN KHAS Jember

Quote : Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkannya

Cita-cita : Pengusaha

 ___

Nama : Ilyas Maulana

Prodi : Ekonomi Syariah

Kampus : IAI Al-Qodiri

Quote :  Berjuang untuk hidup

Cita-cita : Dokter

***

Setelah cukup lama perkenalan diri dan tertawa bahak-bahak di depan Emak-emak saya cukup senang—untuk tidak mengatakan berlebihan—dan mungkin saya akan membuka kembali catatan ini suatu hari nanti dengan kerinduan yang tak terjelaskan setelah kami kembali ke tempatnya masing-masing dan jauh dari pandangan mata.

Mungkin saya akan sulit melupakan presentasi kelucuan Fajrul ketika cukup lama terdiam dan tak menemukan jawab untuk menyatakan apa cita-citanya dan yang keluar dari lagak lucunya adalah: Ingin jadi DPR! Mungkin sulit bagi saya melupakan ketika Mufid mencoba ngelawak—depan Emak-emak itu—dengan kata-kata memikatnya.

“Cita-cita saya cita-cita yang tidak dicita-citakan orang!” ujarnya.

Oih … pula saya tak kan lupa pada Imam yang antusias ketika memperkenalkan dirinya dengan menanyakan, “Bagaimana kabar Emak-emak ini semua, sehat?”, meski dirinya sedang sakit dan mencoba menguatkan diri untuk hadir—turut serta di tengah keriuhan hiruk pikuk pembukaan PPL ini.

Ohya … Pak Ketua Koordinator PPL, Zain, banyak-banyak-lah bersabar kalau selama mengkoor Fajrul—yang sering dibohongi olehnya—tak membuahkan ide untuk anda berjalan. Dan berterima kasihlah kepadanya sebab karena dialah anda menjadi filosof! Sebab anda sekarang masuk ke ruang kebingungan dan ciri-ciri filosof itu menjadi orang bingung. Dari kebingungan itulah anda memenuhi syarat jadi filosof!

Dan pula akan saya catat moga-moga cita-cita Mbak Pink menjadi istri DPR (yang dimaksud adalah presentator awal di atas) segera terwujud—moga-moga setelah lulus kuliah nanti. (hahaha). Dan selamat anda sukses bikin Emak-emak tertawa lepas dan anda top skor jadi pelawak malam itu. Serta sulit bagi kami melupakan kawanan dari kampus lain, yang telah memberi ketenangan batin dengan salawat yang dibawakannya.

Selanjutnya, kita duduk ramah tamah bersama Abah dengan pesannya yang memikat untuk kita bergerak dan berjalan pada  hari kedepan.

***

Duduk bersama Abah, setelah perkenalan diri, ngobrol-ngobrol ngalor-ngidol tentang progres Kampung SDGs kedepan adalah menarik untuk di-dengar-di-simak. Salah satu trobosan Kampung SDGs Sukorejo ini, untuk mengentaskan kemiskinan, dengan memulai bergerak bersama masyarakat, dengan bergotong royong dan kesadaran untuk hidup bersama, dawuh-nya. Dengan keberadaan Kampung SDGs ini, harapan dan cita-citanya yang dalam, adalah semoga tidak ada lagi orang kelaparan, tutup beliau.

Selain cita-citanya seperti anak muda saya amati bahwa beliau sepertinya gemar membaca buku-buku bermutu dan berkualitas, terbukti dari sejarah hingga gagasan pemikiran yang beliau kutip, tak-lain-dan-tak-bukan, adalah gagasan sejumlah tokoh yang pernah saya baca dari tumpukan buku yang, kalau saja beliau meluapkan semua hasil bacaannya pada malam itu, aduhai menarik untuk disimak-dicermati, dan, terakhir, ditulis!

Saya mencatat salah satu bagian kutipan beliau ini, kata-kata Muhammad Abduh yang masyhur  itu: “Dzahabtu ilaa bilaad al-ghorbi, roatu al-islam wa lam aro al-muslimin. Wa dzahabtu ilaa bilaad al-‘arobi al-muslimin, wa lam aro al-islam.” (aku pergi ke negara Barat, aku melihat Islam namun tidak melihat orang muslim. Dan aku pergi ke negara Arab, aku melihat orang muslim namun tidak melihat Islam)

Dan saya kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan-dan-menvisualisakan keadaan malam itu dengan kata-kata. Mungkin …

Mungkin catatan ini cukup sederhana, yang banyak sekali meminta perbaikan, agar tampil lebih elegan serta enak dibaca. Namun karena keterbatasan waktu dan kemampuan saya menulis, karena dikejar waktu, maka, suatu hari nanti, mungkin akan saya sunting kembali bagian kalimat yang kurang pas enak dibaca.

Saya tutup catatan pertama ini dengan, “Selamat menjalankan tugas dengan baik.”

***

Serial catatan residensi selanjutnya sila baca di sini.

0 Komentar:

 
;