Minggu, 09 Januari 2022 0 Komentar

Seputar Menulis

Kini kita memasuki tahun baru. Itu artinya, kita akan memasuki kehidupan baru. Dan menggelar kehidupan baru adalah tergantung bagaimana kita menjalaninya, apakah kita akan mengulangi tahun yang sudah lalu atau akan melakukan pembenahan kekurangan-kesalahan darinya. 

Dengan kata lain, hasrat untuk membenahi kesalahan dalam menjalani kehidupan, adalah sebuah proses belajar; sedangkan berhenti belajar dari kesalahan adalah kegagalan menjadi pembelajar. 

Seringkali saya merencanakan sesuatu tetapi sulit sekali merealisasikannya. Entah sekat apa yang telah menutupi saya untuk bertindak, hingga saya gagal dan larut dalam kemalasan. Rencana menulis sederhana, misalnya. Dalam satu tahun saya harus giat dan lebih konsisten menulis di blog ini, itu rencana tahun 2021 lalu, tetapi masih sulit menerapkannya. Mungkin saya perlu mengoreksi kembali apa yang salah dalam perencanaan saya. Maka ... 

Simulasi yang akan saya terapkan satu tahun mendatang, di blog ini, adalah dengan menurunkan sebanyak-banyaknya waktu menulis dan lebih banyak lagi membaca sebuah referensi agar ide-ide segar itu jauh lebih gampang di ikat dan di tulis. 

Dengan berpikir demikian, yang tidak terlalu muluk-muluk dalam proses belajar menulis, saya menyusun berbagai upaya untuk mewujudkan dan merealisasikan apa yang saya pikirkan, agar lebih gampang dan lebih mudah menjalani proses rencana tersebut. 

Pertama, saya harus merombak kembali kerangka waktu menulis. Jika tahun lalu saya terlalu muluk-muluk dalam merencanakan waktu menulis 3 jam dalam sehari semalam, maka, dengan banyaknya waktu itu, saya kadang gagal konsisten menulis; itu berarti ada yang salah dengan cara saya menyusun perencanaan waktu. 

Maka, saya harus menurunkan waktu menulis 30 menit untuk waktu pagi dan 30 menit waktu malam. Dengan demikian, 1 jam untuk menulis sehari semalam, saya dapat mengukur waktu dimana saya harus menulis dan kapan pula saya harus membaca buku, karena ... sebagaimana kita tahu, menulis-membaca adalah dua aktifitas yang tidak bisa dipisahkan, seperti aku dan kamu, yeah... 

Kedua, prinsip apa yang telah ditetapkan harus selaras dengan perencanaan dan eksekusi diri. Tahun lalu ... jika saya melanggar aturan, dengan entengnya saya semakin berleha-leha. Tak terpikir sadar bahwa kemalasan tersebut harus dilawan dan dibunuh! Seringkali saya suka melanggar aturan yang telah dibuat. Maka ... untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran tersebut, saya harus menghukum diri sendiri jika terbukti melanggar! 

Hukuman paling pantas adalah menjauh dari makhluk bernama HAPE! Sebab makhluk itulah yang kadang bikin jari jemari ini malas menulis. 

Dengan demikian, hal-hal sederhana yang dianggap sepele kadang merasuki ke dalam aktifitas lain yang potensial keteteran dan sulit mengeksekusi perencanaan yang telah ditetapkan. 

Jikapun saya masih kesulitan menerapkan dan mengeksekusi perencanaan sederhana di atas, sepertinya saya harus mengamati dan merenungi kembali; sebenarnya, siapa diri ini. Jangan-jangan hanya pintar berwacana tetapi sulit mengeksekusi rencana. 

Dan sepertinya saya harus patuh pada apa yang dikatakan Mbak Virginia Woolf ini: "Tidak perlu terburu-buru. Tidak perlu bersinar. Tidak perlu menjadi siapa pun, kecuali diri sendiri".
 
;